Mahasiswa Fikes UMM ciptakan hand sanitizer alami. hand sanitizer tersebut diciptakan dari bahan-bahan alam yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Kelompok PMM tersebut digawangi oleh Melisa Nur Diniah, Azizah Chairani, Siti Nuraini, Rimbha Putri Lestari dan Nur Insani Ernas. Ke liima anak itu adalah anak Jurusan Farmasi Fikes UMM.
Melisa, sebagai ketua kelompok mengatakan awalnya hand sanitizer yang ingin kami bagikan ke masyarakat itu hand sanitizer yang pada umumnya dijual diapotek. tapi setelah kami survey harga ke beberapa tempat, harga hand sanitizer masih cukup tinggi, sehingga kami sempat berdiskusi bagaimana jika kita buat saja, dengan kiblat formulasi hand sanitizer dari WHO. Kami kembali mensurvey harga serta formulasi yang mau digunakan, dan benar pembuatan sendiri memnag jauh lebih murah. Namun, kami lagi-lagi terbatas dengan alat ukur standart yang harus kami gunakan untuk pembuatan hand sanitizer dengan bahan kimia seperti alkohol 70%, gliserin, aquadest.
“Setelah beberapa kali diskusi lalu kami memutuskan untuk membuat hand sanitizer alami dari daun sirih dan jeruk nipis. Bahan untuk pembuatan hand sanitizer alami, sangat mudah untuk ditemukan hanya berbahan dasar daun sirih, jeruk nipis, dan aquadest/air biasa”, jelasnya
“Daun sirih memiliki kandungan saponin, flavonoid, polifenol dan minyak atsiri. Senyawa fenol yang terkandung dalam minyak atsiri daun sirih bersifat antimikroba dan antijamur yang kuat dan efektif menghambat pertumbuhan beberapa jenis bakteri. Dari beberapa jurnal penelitian juga disebutkan bahwa daun sirih dikenal sebagai antiseptic yang memiliki aktivitas antibakteri sehingga mampu membunuh kuman penyakit, dikatakan bahwa ekstrak daun sirih sebesar 15% setara dengan alkohol 70%. Namun, penggunaan daun sirih pun mempunyai kekurangan yaitu mudah teroksidasi. Sehingga untuk memperlambat proses oksidasi tersebut, dipilhlah air jeruk nipis sebagai pengawet alami yang kaya akan antioksidan. Pemilihan pemakaian hand sanitizer alami juga menjadi salah satu solusi untuk orang yang memiliki hipersensitif terhadap bahan kimia yang terdapat dalam hand sanitizer umunya, seperti alkohol 70% atau 96%”, tambahnya.
Azizah, juga menambahkan bahwa untuk membuat 100 ml hand sanitizer alami diperlukan 40 ml ekstrak daun sirih, 5-10 ml air jeruk nipis, dan aquadest ad 100ml. Proses pertama yang harus dilakukan adalah membuat ekstrak daun sirih terlebih dahulu. Cukup dengan mensteam/mengkukus daun sirih sebanyak 50g yang sudah dipotong kecil-kecil lalu direndam dengan air panas 200ml. rendaman tersebutlah yang akan dikukus selama kurang lebih 30 menit. Setelah 30 menit diamkan hingga dingin, lalu disaring untuk memisahkan ekstrak cair dengan daun sirihnya.
“Kemudian diukur sebanyak 40 ml, lalu ditambahkan dengan air perasan jeruk nipis sebanyak 8ml, diaduk hingga rata lalu yang terkhir ditambahkan aquadest sebanyak 52ml, diaduk kembali hingga rata. Setelah tercampur rata dilakukan penyaringan sebanyak 2-3 kali, kami menyarankan dalam tahap penyaringan ini, alat saring ditambahkan dengan kain atau kasa hidrofil agar kotorana yang tersaring dapat tersaring secara maksimal. Untuk mendapatkan hasil hand sanitizer yang jernih memang diperlukan penyaringan menggunakan kertas saring whatman” jelasnya.
Rimbha, juga menjelaskan bahwa Hand sanitizier alami yang kami buat setelah kami uji coba dapat bertahan sekitar 10-14 hari. Hand sanitizer daun sirih tidak dapat digunakan lagi jika mulai terjadi perubahan warna yang lebih pekat dari hasil awal, adanya endapan menggumpal dibagian bawah dengan warna yang lebih gelap dari cairan dibagian atasnya, dan bau yang tengik tidak sesegar saat pertama kali dibuat.
“Pemilihan bahan daun sirih sendiri kami pilih, yang pertama untuk memanfaatkan tanaman TOGA yang mudah dijumpai, jika membeli pun harganya sangat murah, dan memberikan solusi kepada ibu-ibu rumah tangga dalam hal menghemat keuangan dalam masa pandemic saat ini yang menyebabkan kelangkaan dan mahalnya harga hand sanitizer. Kami juga menyarankan dalam membuat hand sanitizer ini baiknya dalam jumlah kecil saja yang sekiranya cukup untuk pemakaian 1-2 minggu dan tidak untuk diperjual belikan” tambahnya.