Kembalilah pada diri atau introspeksi diri agar kita bersyukur, sebab rasa syukur adalah kunci kebahagiaan hidup di dunia. Jangan sandarkan hidup kita dalam kehidupan materialis. dan yang termaktub dalam dalam alquran bahwa hidup ini hanyalah senda gurau saja. Itulah sepenggal kalimat dari pemateri kajian yang disampaikan oleh Bapak Rektor UMM, Dr. Fauzan., M. Pd, disimpulkan oleh Dr. Yoyok Bekti Prasetyo, M. Kep., Sp. Kom, selaku moderator kajian rutin FIKES UMM, dalam rangka acara semarak Ramadhan, yang juga selaku Dekan FIKES UMM.
Bapak Rektor UMM mengatakan bahwa kewajiban dalam berpuasa itu tidak hanya diwajibkan pada kaum Nabi Muhammad, Namun juga diwajibkan pada kaum sebelumnya.
Ramadhan secara terminologi artinya terik panas. Dan secara istilah artinya membakar. Sehingga, analogikanya bahwa kita berpuasa itu bertujuan untuk membakar dosa-dosa kita dan juga meninggalkan perilaku kita yang tidak baik. Semua tujuan ini tersebut agar kita bertaqwa.
“Seperti yang disampaikan oleh Bapak Quraish Syihab bahwa puasa itu seperti stasiun sebagai pemberhentian bagi sebuah kereta. Namun, tidak hanya sekedar berhenti atau cooling down tetapi juga mengisi bahan bakar” tuturnya.
Berhenti atau cooling down atau juga merupakan konsilidasi artinya bahwa kita dalam berpuasa Ramadhan ini harus mampu berintrospeksi diri, kita harus mengoreksi diri apakah kita sudah berubah menjadi lebih baik. Kembalilah pada diri atau intrsopeksi agar kita bersyukur. Rasa syukur adalah kunci kebahagiaan. Jangan sandarkan hidup kita dalam kehidupan materialis, karena hidup ini hanyalah senda gurau.
“Seperti yang dikatakan oleh Imam Al ghazali, jangan sampai hidup seperti orang makan makanan bahan pokok karena kencendrungan akan lalai. Namun, hiduplah anda seperti saat makan buah-buahan, yang kecenderungan akan mengingat rasanya seperti apa. Sehingga, timbullah rasa syukur” tambahnya.
Selanjutnya, Makna dari mengisi bahan bakar adalah bagamana kita berpuasa agar mengisi dimensi spiritualitas atau meningkatkan ketaqwaan kita. Ibarat kata bahwa Stasiun pemberhentian tersebut untuk mengisi ketaqwaan kita, agar perjalanan kita dalam satu tahun kedepan berperilaku seperti saat kita puasa. Kita harus berniat romadhonisasi dalam kehidupan kita.