Alergi merupakan suatu respon abnormal dari sistem kekebalan tubuh manusia. Respon tersebut bereaksi terhadap suatu zat atau alergen yang direspon secara berlebihan. Kondisi alergi banyak ditemukan pada anak-anak, karena sistem kekebalan tubuh atau imunitas anak belum sebaik kekebalan tubuh orang dewasa.
Dijelaskan oleh Dosen Farmasi UMM, apt. Aghnia Fuadatul Inayah, M.Farm.Klin. anak-anak dengan alergi dapat mengalami sejumlah gejala saat terpapar alergen. Alergi dapat menimbulkan berbagai macam gejala mulai dari yang ringan hingga berat. Gejala-gejala ini termasuk gangguan pencernaan, ruam kulit, atau kesulitan bernapas. “Gejala yang lebih berbahaya atau syok anafilaksis juga mungkin terjadi. Pada reaksi anafilaksis (reaksi alergi berat), anak dapat mengalami rasa panas di kulit, bengkak pada tubuh, penurunan tekanan darah, serta penurunan kesadaran,” jelasnya.
Alergi yang sering terjadi pada anak-anak adalah alergi makanan. Biasanya alergi ini sering terjadi pada balita di bawah 2 tahun sampai usia 3 tahun. Penyebab alergi makanan umumnya diakibatkan panganan dengan kandungan protein. “Pada bayi tertentu komponen protein pada susu sapi direspon berlebih atau dianggap alergen atau pemicu alergi oleh tubuhnya, sehingga terjadi alergi pada bayi tersebut. Sama halnya dengan anak yang memiliki alergi pada makanan lain, seperti telur, kacang, dan ikan,” tambahnya.
Lalu, ketika anak beranjak dewasa apakah alerginya bisa sembuh? Menurut Aghnia, jawabannya bervariasi karena manusia merupakan individual yang memiliki kekhususan sendiri sehingga tidak dapat disamakan dengan orang lain. Ada kemungkinan bisa sembuh, namun ada juga yang bertahan dengan alergi sampai dewasa. Hal tersebut terjadi karena respon tubuh atau sistem imun yang berbeda.