Prof Dr Karnsunphat Balthip dari Prince of Songkla University, Thailand, berbagi pengetahuan penyakit tidak menular pada mahasiswa Keperawatan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Kamis (04/3/2024). Ia membahas tentang NCDs atau Non Communicable Disease. Ini adalah kondisi medis atau penyakit yang tidak menular. “Banyak yang meninggal dunia karena NCDs sebelum berusia 70 tahun,” kata Prof Karnsunphat di acara yang diadakan di kampus II UMM.
Ada empat kelompok penyakit yang menyebabkan kematian antara lain kanker, diabetes dan serangann jantung. Dalam memberikan keterangan, prof ini atraktif. Dia tak hanya di podium tapi juga mendekati mahasiswa termasuk bertanya langsung.
Dampak dari NCDs adalah penyakit kronis dalam waktu lama. Salah satu penyebabnya adalah karena faktor perilaku. Misalkan suka makan junk food yang banyak. “Apa yang kalian lakukan sebagai perawat untuk mempromosikan kesehatan?” tanyanya pada mahasiswa. NCDs menyerang wanita juga pria. Jadi tidak melihat gender. Pada pria antara lain karena suka merokok dan minuman keras.
Kegiatan itu diikuti 250 mahasiswa D3 dan S1 Keperawatan. Juga diikuti secara daring oleh anggota Asosiasi Pendidikan Ners Muhammadiah.
Dijelaskan oleh Edi Purwanto SKep Ners MNg, Kaprodi Keperawatan UMM menyebutkan kehadiran profesor dari Thailand ini memang sudah jadi agenda prodi tentang keperawatan pada penyakit yang tidak menular. Sampai tiga hari ke depan, ia akan berbagi ilmu di UMM terkait NCDs dan nursing community.
“Beliau juga nanti berbagi untuk penelitian bersama dan publikasi. Kita akan berusaha agar UMM dan Prince of Songkla University bekerjasama di penelitian dan pengabdian pada masyarakat,” jelas Edi di sela acara. Selain itu, mahasiswa Keperawatan akan menjalani pertukaran mahasiswa. “Dalam waktu dekat ada 16 mahasiswa ke Thailand dalam bentuk kegiatan sebulan. Juga ada dosen pengabdian disana,” tambahnya.
Mahasiswa yang terpilih adalah yang memiliki kemampuan bahasa Inggris yang bagus dan ber IP tinggi. Nantinya dari kegiatan itu akan ada pengakuan mata kuliah. Dimana akan dikonversikan dengan kompetensi di keperawatan komunitas. Keperawatan komunitas itu seperti di puskesmas dan tidak di rumah sakiit.
Dijelaskan Edi, kedatangan akademisi dari luar negeri tak hanya dari Thailand. Sebelumnya juga ada dari Jerman dan Malaysia. Rencana pertukaran mahasiswa selain ke Thailand juga ke Malaysia karena terkait kerjasama dengan perguruan tinggi disana.