Tidak terasa teman-teman alumni Keperawatan FIKES UMM sudah hampir 2 tahun, menginjakkan kaki di Negeri Sakura, Jepang.   Mereka adalah para alumni FIKES UMM yang diberangkatkan ke   Jepang melalui kerjasama UMM dengan Jepang. Mereka bekerja   sebagai perawat di negera sakura itu.

Mungkin ini juga bisa dibilang silaturrahmi, jumpa kangen dan juga   evaluasi mahasiswa yang ada di Jepang. Walaupun pertemuan itu   melalui daring dengan ZOOM Meeting tapi keharuan terasa sekali dalam pertemuan itu. Tampak dari wajah semuringah para pimpinan   dan alumni yang berada di Jepang.

Pertemuan itu di hadiri oleh pimpinan universitas antara lain, Bapak   Rektor, Bapak Fauzan, Warek 1 dan Warek 4. Pimpinan Fakultas   yang menghadiri antara lain, Bapak Dekan Fikes, Faqih Ruhyanudin,   Kaprodi dan Sekprodi S1-Keperawatan, Kaprodi dan Sekprodi D-3   Keperawatan.  Sedangkan, alumni yang bergabung dalam pertemuan itu antara lain, (1) Mustika Deni Pradana (2) Inge Putrian Rizky, (3)   Ekti Demi Pangastuti, (4) Yanuar Tri Sasmita Nugraha dan (5). Ika   Wahyu Purwaningsih

Mereka bekerja di tempat yang berbeda-beda disana.   Misalnya, Mustika Deni Pradana dan Inge Putrian Rizky bekerja   sebagai perawat di Oukaen Nursing Home, Ekti Demi Pangastuti   bekerja sebagai perawat di Gruphome honoka, Yanuar Tri Sasmita   Nugraha bekerja sebagai perawat di Gruphome Wagaya, Ika Wahyu Purwaningsih bekerja sebagai perawat di Day Service Center Enishi. Mereka semua bekerja sebagai perawat care giver di sebuah panti jompo di Jepang.

Hasil pertemuan itu juga mengevaluasi kendala-kendala yang dihadapi alumni di sana.  Mustika Deni Pradana, yang juga akrab disapa dengan Deni itu menyebutkan bahwa “salah satu yang menjadi kesulitan dalam merawat orang-orang dengan lansia adalah ketika menghadapi lansia demensia/alzeimer yg sedang tantrum“. dan juga syok culture karena menyesuaikan iklim beserta bahasa yang berbeda, walaupun sudah cukup mahir mengucapkan bahasa jepang, imbuh Yanuar, alumni yang meraih predikat bahasa Jepang N3 itu.

Kemudian, Inge Putrian Rizky, tak lupa memberikan masukan terkait kurikulum bhs jepang yg lebih aplikatif saat di akadmik. Hal itu bertujuan agar alumni yang ingin berangkat ke Jepang lebih siap lagi, beitu timpal alumni yang akrab disapa dengan Inge itu.

Kaprodi S1 Keprawatan, Ibu Nurlailatul Masruroh memberikan arahan kepada para alumni itu agar mengembangkan karir disana sampai jadi Regiter Nurse (RN) atau disebut Kangosi (dalam bahasa Jepang). RN merupakan capaian yang tertinggi agar perawat diakui secara profesional dan mendapatkan gaji yang sangat layak, tambah bu Ila.
Sedangkan, tak kalah kaprodi D3 Keperawatan menimpali ke bapak rektor, rencana dalam waktu dekat ini d3 keperawatan membidik Jepang sebagai target serapan tenaga kerja bagi alumninya. Program Studi d3 keperawatan akan serius dalam perencanaan ini dan harus teralisasi agar alumni d3 keperawatan 100% tidak perlu lagi bingung kerja. Seperti slogan UMM pasti, begitu sahut ibu Reni kepada bapak Rektor UMM.
Tak lupa, sembari penutup pertemuan online itu, Bapak Rektor UMM, Bapak Dr. Fauzan memberikan pesan bagaimana memanaje keuangan dan jangan sampai terlena dengan efek sosial budaya terkait TKW di indonesia, intine suruh menghemat. Dan juga diminta menjadi duta serta mencari jalan untuk program ini kedepan biar lebih cepat bisa segera berangkat dan kerja, imbuh pak rektor.
×